Pak Mu’ti Gergeran, Tapi Bikin Gegeran Grub WA Guru

Sebuah video yang viral yang bertuliskan Properti by: MBS KIBAGUS HADIKUSUMO, menayangkan Prof Abdul Mu’ti tampak sedang duduk santai di sebuah masjid, sambil ngobrol dengan beberapa orang. Beliau dengan kekhasan Muhammadiyah rasa NU sedang udar sabdo tentang kurikulum yang akan datang. Beliau tidak seperti warga persyarikatan kebanyakan yang bawaannya serius, beliau pandai melucu layaknya Kiai-Kiai NU (bisa kita lihat di Akun X beliau). Padahal beliau menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pas sebagai tangan kanannya Prof Haedar Nasir (Ketua Umum PP Muhammadiyah).

Seorang menteri meskipun sedang ngobrol gergeran (guyonan), tetapi obrolannya akan menjadi pesan berantai yang membuat gegeran (ribut) Grub WA stakeholder pendidikan. Setidaknya ada empat konsep yang kemungkinan akan memalingkan para guru dari konsep-konsep sebelumnya. Loh kok memalingkan, ya setidaknya akan mengesampingkan konsep-konsep sebelumnya.

Ok, bagian berikutnya pada tulisan ini akan lebih serius, mencoba membedah empat konsep yang disampaikan Pak Mu’ti (beliau maunya disebut begitu, bukan Pak Menteri, bukan Paman Menteri)

Konsep-konsep yang disebutkan oleh Prof. Abdul Mu’ti, seperti deep learning, mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning, memiliki keterkaitan teori dalam pendidikan, terutama dalam upaya menciptakan pembelajaran yang mendalam dan relevan bagi peserta didik.

  1. Deep Learning
    Deep learning adalah proses pembelajaran yang melibatkan pemahaman mendalam dan pengintegrasian informasi. Dalam pendidikan, deep learning berfokus pada pemahaman yang mendalam daripada sekadar menghafal. Teori terkait datang dari pendekatan konstruktivisme, seperti yang diungkapkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, yang menekankan pentingnya siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. John Biggs (2003) juga mengembangkan konsep “constructive alignment” yang mendukung pembelajaran mendalam melalui penyelarasan tujuan, kegiatan, dan evaluasi dalam pembelajaran.
  2. Mindful Learning
    Mindful learning berfokus pada kehadiran penuh dalam proses belajar, membantu siswa mengembangkan perhatian dan kesadaran terhadap apa yang dipelajari. Ellen Langer (2014), seorang psikolog Harvard, mengemukakan bahwa pembelajaran menjadi lebih efektif ketika siswa memiliki kesadaran penuh (mindfulness) terhadap kegiatan yang mereka lakukan, karena ini memungkinkan mereka untuk lebih terlibat secara aktif dan memproses informasi secara kritis.
  3. Meaningful Learning
    Meaningful learning adalah pembelajaran yang berhubungan langsung dengan pengalaman hidup siswa sehingga mereka melihat relevansi dari materi yang diajarkan. Konsep ini dikembangkan oleh David Ausubel (1963), yang menekankan pentingnya menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya dalam skema kognitif siswa agar informasi tersebut lebih mudah diingat dan dipahami.
  4. Joyful Learning
    Joyful learning adalah pembelajaran yang menghadirkan kegembiraan dan rasa keterlibatan. Konsep ini berkaitan dengan teori motivasi, seperti Self-Determination Theory (SDT) yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan (1985). Menurut SDT, siswa belajar lebih baik saat mereka merasa termotivasi secara intrinsik, ketika mereka merasa pembelajaran itu menyenangkan, dan mereka memiliki kontrol terhadap pengalaman belajar mereka.

Sumber Terkait:

  • Biggs, J., & Tang, C. (2003). Teaching for Quality Learning at University: What the Student Does. McGraw-Hill.
  • Langer, E. J. (2014). Mindfulness. Da Capo Press.
  • Ausubel, D. P. (1963). The Psychology of Meaningful Verbal Learning. Grune & Stratton.
  • Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination in Human Behavior.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *