Selasa, 13 Februari 2024 saat itu jam menunjukkan pukul 09.00 WITA. Sebagai Pengajar Praktik Guru Penggerak saya melaksanakan tugas Pendampingan Individu 4, dengan mengobservasi Calon Guru Penggerak Kabupaten Tapin tepatnya di Kelas 5 (ruangan ada di lantai 2), SD Rangda Malingkung 5.
Sebagai seorang observer tentu saya sering melihat ke arah jam tangan, yang hari itu saya ikatkan di tangan kiri saya. Pas waktu menunjukkan pukul 09.22 (saya tidak tahu detiknya karena jam saya tidak ada jarum detik) WITA tiba-tiba ada guncangan.
Ada sedikit kecurigaan bahwa yang saya rasakan saat itu ialah gempa bumi. Namun, karena melihat guru dan siswa masih asik melaksanakan pembelajaran jadi rasa curiga itu saya tepis. Saya berbaik sangka bahwa ini tadi akibat ada kendaraan besar (truk atau sejenisnya) yang sedang lewat.
Saya berusaha untuk tetap tenang, tetapi sejurus kemudian saya mengeluarkan telepon genggam dari saku celana untuk melihat info, tentu saya langsung mengakses X (a.k.a Twitter) dan mencari akun BMKG https://twitter.com/gempaBMKG , benar saja ternyata yang saya rasakan tadi adalah gempa.
Selain akun media sosial di Twitter, masyarakat juga bisa melihat situasi gempa terkini di https://www.bmkg.go.id/gempabumi-dirasakan.html
Tentunya akun dan website tersebut sudah terverifikasi kebenarannya.

Gambar 1. Info Gempa di Website BMKG
Setelah selesai melakukan observasi dan menutup dengan percakapan pasca observasi saya kemudian mohon izin kepada Calon Guru Penggerak untuk pulang ke Binuang. Dalam pertengahan perjalann harinya panas, saya singgah sebentar di toko kelontong untuk sekedar membeli minuman. Saya duduk di depan toko dan mengakses internet. Kemudian membuka WhatsApp untuk menanyakan kabar istri, serta membuka Grub WA SMKN 1 Binuang. Klunting bunyi chat yang riuh di grub tentang gempa yang barusan kami alami.
Ketika melihat grub Habar Binuang di facebook sebenarnya agak miris karena selain pertanyaan penasaran sampai ada menyebar hoax pun bahkan ada. Hal ini persis seperti di penelitian saya https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/683/1/012039/pdf
Dengan mudahnya sebagian masyarakat menyebarkan dan bahkan mempercayai hoax-hoax yang terjadi pasca bencana alam tanpa adanya konfirmasi atau setidaknya membaca berita resmi dari pihak terkait.
Hoax yang muncul antara lain, ramalan atau entah keisengan seseorang melalu pesan berantai yang menyatakan bahwa aka nada gempa susulan yang kekuatannya lebih besar.

Gambar 2. Hoax dari WA yang tersebar di Grub Facebook Habar Binuang
Perlu pemikiran kritis bagi warga Masyarakat untuk menerima sebuah kabar. Dengan kata lain, masyarakat harusnya tidak mudah mempercayai informasi yang belum jelas kebenaranyya. Apalagi kabar mencatut Lembaga resmi pemerintah dalam hal ini BMKG. Ini sangat sesuai dengan penelitian saya di atas, bahwa dengan mencatut lembaga resmi orang akan lebih percaya terhadap hoax.

Gambar 3. Hoax dari WA yang tersebar di Grub Facebook Habar Binuang
Perlu edukasi dari pemerintah dan juga tokoh masyarakat. Kalimantan Selatan sebagai daerah pertambangan tentu memiliki banyak ahli-ahli geologi yang mengerti dan paham potensi gempa yang melanda Kalimantan Selatan. Melalui saluran resmi harusnya pemerintah juga melakukan bantahan terhadap berita-berita yang tidak benar.
Selain itu adanya persepsi di masyarakat umum, bahwa Kalimantan tidak ada gempa. Dengan adanya gempa tanggal 13 Februari kemarin semoga anggapan itu salah. Yang benar adalah bahwa Kalimantan Selatan dimungkinkan terjadi gempa. Untuk waktu kapan dan pusat gempanya dimana. Sampai saat ini belum ada ahli yang secara presisi dapat menentukannya. Tentang ramalan atau prediksi gempa pernah kami tulis di https://pendidikangeosains.id/apakah-gempa-bumi-akan-bisa-diprediksi/
Kita sebagai masyakarak harusnya juga peduli dengan keselamatan dan bahaya yang akan ditimbulkan gempa. Sudah saatnya semua warga masayarakat dan pemerintah daerah menyadari pentingnya mendidik kesiapsiagaan bencana.
Jika ada yang tertarik dengan jam seperti yang saya pakai silakan beli di https://shope.ee/6Uzlt6SCGR

Transformasi pendidikan dimulai dari kita. Sahabatnya siswa dalam belajar.