Deep Learning dan Implementasinya dalam Kurikulum Merdeka

Oleh: Dwi Angga Oktavianto

Konsep deep learning atau pembelajaran mendalam telah menjadi topik hangat dalam diskusi pendidikan global. Gagasan ini menekankan pentingnya proses belajar yang tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami secara mendalam, relevan, dan berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia, Kurikulum Merdeka dapat menjadi medium yang ideal untuk mengintegrasikan deep learning sebagai pendekatan strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Mengapa Deep Learning Penting?

Dalam artikel “The Why, What, and How of Deep Learning: Critical Analysis and Additional Concerns”, Kovač et al. (2023) menguraikan bahwa deep learning adalah strategi yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan terlibat dalam pembelajaran bermakna. Konsep ini lahir dari kebutuhan untuk mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi kompleksitas dunia modern dengan pemahaman yang mendalam tentang berbagai disiplin ilmu. Artikel tersebut menyoroti pentingnya pembelajaran yang melibatkan integrasi pengetahuan, transfer pembelajaran lintas konteks, dan refleksi kritis untuk menjawab tantangan dunia yang terus berubah.

Di Indonesia, visi ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Dengan menekankan pendekatan holistik, Kurikulum Merdeka dirancang untuk membentuk siswa yang kompeten, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Apa Itu Deep Learning?

Secara definisi, deep learning mencakup proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, pengintegrasian konsep, dan aplikasi praktis pengetahuan. Kovač et al. (2023) menjelaskan bahwa konsep ini bukan hanya relevan di bidang pendidikan tetapi juga berasal dari tradisi ilmiah lainnya, seperti kecerdasan buatan. Dalam pendidikan, deep learning diartikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan ide-ide yang tampaknya terpisah, menciptakan makna, dan menerapkan pengetahuan dalam situasi baru.

Namun, tantangan yang diungkapkan dalam artikel adalah kurangnya kejelasan definisi dan operasionalisasi konsep ini. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka harus mampu menerjemahkan elemen-elemen deep learning seperti pembelajaran kolaboratif, adaptasi terhadap konteks lokal, dan penguatan motivasi intrinsik siswa menjadi praktik yang relevan dan konkret.

Bagaimana Deep Learning Dapat Diimplementasikan?

Untuk mengintegrasikan deep learning dalam Kurikulum Merdeka, beberapa langkah strategis dapat diambil:

  1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL): Dengan pendekatan ini, siswa diajak untuk memecahkan masalah dunia nyata yang membutuhkan integrasi pengetahuan dari berbagai bidang.
  1. Kelas Terbalik (Flipped Classroom): Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri sebelum diskusi kelas, yang difokuskan pada analisis dan sintesis informasi.
  2. Penggunaan Teknologi Digital: Memanfaatkan analitik pembelajaran untuk memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang personal.
  3. Penguatan Kompetensi Guru: Guru perlu dilatih untuk memahami prinsip deep learning dan cara mengadaptasinya sesuai kebutuhan lokal.
  4. Asesmen Formatif: Berfokus pada proses, bukan hanya hasil, untuk mendukung siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan reflektif.

Langkah-langkah ini sejalan dengan pendekatan Norwegia yang telah mengintegrasikan deep learning dalam kurikulum nasional mereka sejak 2017 (Kovač et al., 2023).

Tantangan dan Analisis

Meskipun deep learning memiliki potensi besar, implementasinya dalam Kurikulum Merdeka juga menghadapi tantangan. Pertama, kesetaraan dan inklusi harus menjadi perhatian utama. Tidak semua siswa memiliki kemampuan atau motivasi untuk mengadopsi pembelajaran abstrak yang mendalam. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pendekatan ini inklusif dan tidak menciptakan kesenjangan baru.

Kedua, adaptasi terhadap konteks lokal sangat krusial. Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya dan bahasa, sehingga konsep deep learning harus disesuaikan agar relevan dengan kebutuhan dan karakteristik lokal.

Ketiga, perlunya pengembangan instrumen evaluasi yang valid untuk mengukur efektivitas penerapan deep learning. Kurikulum Merdeka harus memastikan bahwa asesmen yang digunakan tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga proses pembelajaran yang mendalam.

Penutup

Integrasi deep learning dalam Kurikulum Merdeka dapat menjadi langkah revolusioner untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Namun, hal ini membutuhkan pendekatan yang hati-hati, inklusif, dan kontekstual. Dengan menerapkan langkah-langkah strategis seperti pembelajaran berbasis masalah, kelas terbalik, dan penguatan kapasitas guru, Kurikulum Merdeka dapat menjadi pelopor dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga mampu berpikir kritis dan bertindak bijak di tengah dinamika dunia modern.

Artikel Kovač et al. (2023) mengingatkan kita bahwa penerapan konsep baru harus didasarkan pada kajian empiris yang kuat dan adaptasi yang fleksibel terhadap kebutuhan lokal. Dengan demikian, Indonesia dapat mengembangkan sistem pendidikan yang tidak hanya relevan secara global tetapi juga bermakna secara lokal.

Sumber pustaka:

Kovac, V.B, Nome, D., Jensen, A.R., & Skreland, L. 2023. The why, what and how of deep learning: critical analysis and additional concerns. Education Inquiry. https://doi.org/10.1080/20004508.2023.2194502

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *