RAHASIA MENANG LOMBA INOBEL

Gambar 1. Pemenang Karya Inovasi Pembelajaran 2019 Kategori SMK SMA dan SLB

Hampir dua bulan saya tidak menyapa para pembaca setia pendidikangeosains.id . Sebenarnya dua bulan ini saya tidak menulis artikel di blog ini karena mempersiapkan diri untuk mengikuti final Lomba Karya Inovasi Pembelajaran Tahun 2019 yang diadakan oleh Kesharlindung Kemendikbud.

Selain juga kerjaan disekolah yang lumayan menguras waktu dan pikiran, seperti menyiapkan Draft Revitalisasi SMK, karena kebetulan Program Keahlian Geologi Pertambangan di SMK saya sedang menjadi sekolah calon penerima bantuan revitalisasi, serta ada program penyelarasan kurikulum program keahlian SMK 4 Tahun. Jadilah kesibukan itu, membuat saya tidak dapat fokus menulis di blog ini..hehehehe

Namun sahabat pendidikangeosains.id jangan khawatir, saya akan berusaha untuk tetap berbagi dengan kalian semua. Hal yang mau saya bagikan ialah rahasia memenangkan lomba inobel, Tingkat Nasional.

Alhamdulillah saya tahun ini dapat Juara III kategori Guru SMK.

Rahasia saya menjuarai lomba tersebut akan saya jabarkan secara ringkas, supaya sahabat tidak malas membacanya.

Pertama, saya mengikuti 100% panduan yang pihak penyelenggara (dalam hal ini Kesharlindung) sudah tetapkan. Saya baca dan pahami baik-baik setiap point yang ada pada buku panduan lomba. Mulai dari gaya selingkung yang dikehendaki sampai dengan jumlah halaman. Saya tidak mau mendepat sesuatu yang diluar kewenangan saya, kadang kita sebagai pribadi yang merdeka dengan latar belakang akademik yang berbeda-beda pula menganggap panduan lomba, tidak sebaik yang ada dipikiran kita atau sesuatu yang telah kita kerjakan. Padahal syarat utama mengikuti lomba adalah IKUTI ATURAN MAINNYA!

Kedua, saya memilih sebuah inovasi yang sederhana. Prinsip yang saya gunakan ialah inovasi yang bagus yaitu inovasi yang dapat diterapkan. Jadi daripada memikirkan hal yang kompleks, tapi susah diterapkan maka saya memilih sesuatu yang sederhana.

Ketiga, saat masuk nominasi dan mendapat undangan workshop ikuti dengan sebaik-baiknya. Saya saat workshop berusaha menyimak dengan sebaik-baiknya arahan dari pemateri yang merupakan para pakar dalam bidang penelitian pendidikan dari kampus-kampus LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan), seperti dari Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang dan Universitas Pendidikan Indonesia.

Saya berusaha mencatat setiap detail yang disampaikan pemateri, dan memfoto tampilan layar presentasi para pemateri. Mungkin bagi sebagian orang yang saya kerjakan ini dianggapnya, sok rajin. Padahal saya mendapat manfaat dengan menulis dan memfoto, yakni saya tidak akan mengantuk.hahhaa kalau kita cuma mendengarkan pemateri tanpa mencatat, pasti ngantuk.

Setiap pemateri, seperti tahun-tahun sebelumnya juga merupakan dewan juri saat final (Info dari sesama peserta yang pernah ikut lomba ini sebelumnya). Jadi, perhatikan dan cermati baik-baik setiap pesan yang beliau-beliau berikan.

Keempat, ikuti saran dari pembimbing. Saat workshop ada sesi bimbingan, dimana satu pemateri membimbing beberapa peserta. Keren kan, ada sebuah lomba, ada workshop dan bimbingan langsung dengan para pakar. Muantaaaabb. Gunakan sebaik-baiknya sesi ini untuk mendapatkan masukan, bahkan pertanyaan kritis dari para pembimbing. Saya bahkan sampai ganti judul gara-gara bimbingan ini.hehehehe

Kelima, lakukan penelitian dengan cerdas. Karena penelitian ini sebuah lomba dengan jangka waktu yang sudah ditentukan, maka kita harus secara rigid menyusun jadwal pelaksanaan penelitian. Sehingga saat penelitian selesai, kita juga sudah selesai menyusun laporannya.

Keenam, laporkan temuan sejujur-jujurnya. Sampaikan kendala, sampaikan temuan yang dihadapi saat penelitian. Penelitian saya karena jumlah subyeknya sedikit, mengalami ketidak normalan data penelitian. Saya tidak mengutak atik agar datanya normal dengan melakukan pemalsuan uji statistik. Saya menggantinya saja dari uji parametrik ke uji non parametrik, dan memang secara penelitian itu sah. Jadi, jangan coba-coba melakukan palsufikasi data, pasti ketahuan. Ingat juri kita adalah para pakar penelitian pendidikan yang setiap harinya bergelut dengan dunia penelitian pendidikan.

Ketujuh, percaya diri saat tampil di depan penguji atau dewan juri. Saya percaya diri karena mulai dari proposal, saat workshop dan bimbingan, dan saat pengambilan data saya lakukan dengan prinsip jujur dan kerja keras, sehingga saat ujian saya yakin bisa menjawab setiap pertanyaan dari dewan juri. Perlu diketahui bahwa di ruang sidang (ujian) selain ada tiga juri, ada pula siswa-siswi SMK dan guru-gurunya yang ikut terlibat “menguji” inovasi kita. Kalau di poin keenam, kita tidak jujur pasti inovasi kita akan terlihat belangnya.

Selain point-point tersebut kebetulan pada sebuah acara di Jakarta, saya ketemu seorang senior geosains yang merupakan Juara Inobel 2018. Jadi, saat ada kesempatan diskusi dengan beliau, saya tanya-tanya tentang Inobel tahun yang lalu. Alhamdulillah beliau dengan murah hati, memberikan gambaran tentang menjadi Juara Inobel Nasional.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *