BELAJAR PENDEKATAN KOMPLEKS WILAYAH (REGIONAL COMPLEX APPROACH)

Setelah postingan sebelumnya kita belajar pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis, kini saatnya kita belajar pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan ini tak lain merupakan integrasi dari pendekatan keruangan dan ekologis (Yunus, 2008). Holt-Jensen (2009) lebih memilih kata kombinasi daripada integrasi. Namun, kedua kata tersebut tidak memiliki perbedaan yang jauh.

Perlu digaris bawahi bahwa penggunaan istilah regional complex perlu disadari dan dipahami secara benar. Konsep ini menegaskan bahwa perlu adanya pemahaman mendalam tentang property di wilayah bersangkutan dan merupakan regional entity (Yunus, 2008).  Yang menjadi dasar dalam pendekatan ini ialah kompleksitas gejala dari eksistensi suatu wilayah, di samping  efek internalitas dan eskternalitas pada wilayah tersebut.

Letak utama dari unit analisis dalam pendekatan ini adalah perbedaan area (areal differentiations). Caranya ialah dengan membuat garis dan arus (lines and flow) dari masing-masing wilayah, selanjutnya dilakukan pengamatan (Holt-Jensen, 2009). Areal differentiations tiap-tiap satuan wilayah dapat diketahui dengan cara diidentifikasi.

Isitilah regional dan areal differentiations pertama kali dikenalkan oleh Hartshorne (1939), menyatakan bahwa geografi belajar tentang perbedaan wilayah. Inti dari geografi regional ialah mengenai kekhasan wilayah (unique places). Dalam bahasa yang dipakai Taaffe (1974) disebutnya “unique phenomena” (Dalam Khabazi, 2018)

Gambar 1. Contoh Regional Complex Transportasi Komuter di Amerika Serikat
Sumber: https://core.ac.uk/download/pdf/59922509.pdf

Langka Melakukan Pendekatan Kompleks Wilayah

Pertama, identifikasi unit area terkecil.

Kedua, mengamati bagaimana tiap-tiap area terhubung satu sama lain secara sistematis untuk memperoleh gambaran struktur dan fungsional masing-masing area yang lebih luas (sedang).

Ketiga, mengamati area sedang dengan area sedang yang lainnya untuk mengetahui bagaimana area-area tersebut membentuk suatu region (area luas).

Keempat, mengamati bagaimana area luas (region) dengan region lainnya dapat terhubung dan bagaimana pengaturannya (Khabazi, 2018).

Ukuran region tergantung topik (tema) penelitian yang dilakukan, dapat pula berwujud batasan fisik DAS (Daerah Aliran Sungai) ataupun batasan non fisik yang dibuat berdasarkan kriteria tertentu.

Gambar 3. Contoh Region di Daerah Chengdu, China (Topik Industrial) Sumber: https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0215656
Gambar 4. Contoh Region di Chengdu, China (Topik Commercial) https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0215656

Daftar Pustaka:

Holt-Jensen, A. 2009. Geography History and Concepts : A Student’s Guide. London: SAGE

Khabazi, M. 2018. Regional Geography and Quantitative Geography: Compare and Contrast

Yunus, H.S. 2008. Konsep dan Pendekatan Geografi: Memaknai Hakekat Keilmuannya. Makalah disampaikan dalam Sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia pada tanggal 18-19 Januari 2008 di Fakultas Geografi UGM Yogyakarta.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *